Matius 20:1-16 menceritakan tentang orang upahan yang bekerja di kebun anggur, di mana pekerja upahan yang datang pagi dan sore mendapat upah yang sama, yaitu satu Dinar. Orang upahan yang datang kerja pagi hari marah karena merasa tidak adil, walaupun sudah ada kesepakatan untuk menerima upah sebesar 1 Dinar.
Manusia memerlukan keadilan. Namun demikian, keadilan sulit didapatkan di dunia ini. Ketika kita mengharapkan keadilan dari manusia, maka kita akan mengalami kekecewaan.
Seorang karyawan jangan terlalu berharap kepada atasannya untuk mendapatkan keadilan. Setiap orang hanya bisa mendapatkan keadilan dari Tuhan, bukan dari manusia, dunia, dan bahkan gereja sekalipun.
Coba renungkan peristiwa penyaliban Tuhan Yesus Kristus. Ia tidak bersalah apa pun dan bahkan banyak menolong orang, namun Ia diperlakukan secara tidak adil. Hidupi dan alami keadilan Tuhan yang tidak dapat ditemukan di dunia dan tidak dapat diberikan oleh manusia.
Sering kali kita berpikir bahwa ketika ada orang yang melakukan ketidakadilan, maka Allah akan menghukum orang tersebut, atau apabila ada orang yang menyakiti kita, maka hidupnya akan hancur. Ingat, keadilan Tuhan tidak sama dengan keadilan kita.
Kita harus mengikuti jalan Tuhan dengan menjauhkan diri dari iri hati, tidak menjadi kecewa, namun terus bersukacita dan bersyukur; dengan begitu, kita akan melihat keadilan dan kemurahan Tuhan. Tuhan membela kita tanpa harus merusak kehidupan orang lain karena Tuhan juga mencintai orang yang merusak hidup kita.
Keadilan Tuhan tetap ada, dan siap menolong, melindungi, dan memberkati dalam kondisi apa pun. Oleh sebab itu, ketika kita mengalami ketidakadilan, marilah kita tetap percaya bahwa Tuhan itu adil.
Penulis : Ps. Leonardo A. Sjiamsuri